Sabtu, 18 Oktober 2014

Suara nyaring penyambung hidup

Judul di atas bukanlah tentang seorang penyanyi yang berjuang untuk hidupnya. Bukan pula suara dubber yang berperan di balik layar. Tapi suara itu berasal dari seorang anak perempuan kecil yang sangat nyaring menjajakan dagangannya. Dia berdagang donat gula tepung. Aku memang selalu memperhatikannya ketika dia melewati rumahku. Bahkan dengan suara yang bisa terdengar dari jauh, aku bisa tau itu adalah dia. 

Begitu semangatnya dia untuk menjajagan dagangannya. Awalnya aku kira suara teriakan itu berasal dari anak laki-laki yang memang kadang berjualan. Karna rasa penasaran itu aku tau dia anak perempuan. Dan entahlah siapa namanya. Dia berdagang dan lewat di depan rumahku sekitar jam 09.00 dan jam 18.30, ciri khas suaranyalah yang membuat aku sampai hapal dan juga membedakan dari pedangang makanan lainnya.

Dia berdagang keliling bersama ibu dan seorang adik yang sekitar umur batita. Aku hanya menebak, kalau itu adalah ibu dan adiknya. Dia yang bertugas menjajagan dagangannya dan ibunya yang bertugas sebagai kasir. Adiknya tak tampak terlihat rewel di gendongan ibunya. Aku tak tau apakah dia sekolah atau tidak. Apakah dia dapat bermain atau tidak. Tapi yang ku lihat, dia sangat rajin dan tanpa malu untuk berteriak agar donat manisnya di beli orang. Bahkan ia pun tak malu ketika teriakan donatnya saat ia lewat di tiru orang lain bahkan anak-anak yang tak tau apa-apa ikut menirunya. Aku pernah reflek menengok ke arahnya saat ia berteriak menjajagan dagangannya. Pandangan mata kami bertemu, aku terdiam, akan tetapi anak itu memberikan senyuman khasnya tanpa malu dan ragu, dan aku pun membalasnya.

Ayahku sempat berkata padaku
 "Rajin sekali anak itu pagi sore tetep dagang". 
Itu kata yang terucap darinya. Dan mamaku pun pernah berkata 
"Beli dagangan mereka, walau tidak lapar, tapi belilah sekali-kali. Tolong mereka. Mereka senang saat dagangannya di beli. Mama ingat waktu kecil juga pernah seperti itu, berdagang untuk uang jajan." 
Saat itu aku terdiam setelah mama mengatakan itu. Seperti sebuah teguran kecil, rasa sedih seakan datang. Aku sempat berfikir, harga yang kecil seakan sulit untuk di beli orang. Tapi harga yang mahal sangat mudah orang membeli karna gengsi. Memang mereka mencari nafkah dengan cara yang halal, mereka bekerja, tanpa harus berbohong untuk menjadi pengemis mengharapkan belas kasih orang lain.

Semangat... semoga suatu hari, kamu dapat membaca tulisanku yang bersumber dari pengalamanmu dan menjadi inspirasi bagiku....

Tidak ada komentar :

Posting Komentar